Syaiful Hadi memulai bisnisanya bersama sang istri di kota
Probolinggo, Jawa Timur. Ide bisnis tersebut lahir dari pekerjaan sang istri. Sebagai
ahli gizi, istri Syaiful melihat banyak pasiennya yang mengalami kekurangan
gizi. Namun, berbagai produk yang mampu mengatasi masalah ini dipandang mahal
dan tidak terjangkau.
“Kelor jadi alternatif yang lebih murah untuk mengatasi
kekurangan gizi dan meningkatkan berat badan. Jadi kami mulai mengolah daun
kelor ini.” Jelas Syaiful.
Awal mula memulai bisnis ini, Syaiful dan sang istri hanya
bermodalkan dana senilai Rp 200.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli daun
kelor dan mengubahnya menjadi tepung. Berbisnis sejak 2011, kini sudah ada
beragam produk hasil racikan keduanya. Mulai dari baksi kelor, cokelat kelor,
kerupuk kelor, hingga mie sayur kelor.
Namun, yang terbaru, Syaiful sukses membuat spageti kelor. Produk
yang juga bernama Spaghetti Kelor ini pun sukses menyabet posisi runner-up
kategori produk makanan siap saji kelompok usaha mikro kecil pada UKM Pangan
Award 2016 yang digelar Kementerian Perdagangan. Spaghetti Kelor ini diklaim
tahan hingga enam bulan tanpa bahan pengawet. Tiap produk pun disajikan
berbeda-bedda.
Ada yang dijual dengan bumbu, ada pula yang dijual tanpa
bumbu. Hanrganya pun beragam sesuai ukuran, yakni mulai dari Rp 9.000 - Rp 15.000. Setiap bulannya, Syaiful bias menghabiskan
100kg kelor. Setiap bulan pun Syaiful bias meraup omzet mencapat 10jt dengan
margin keuntungan mencapai 40%.
Sampai sekarang, untuk memproduksi spageti kelor, Syaiful
masih mengandalkan bantuan tenaga di keluarganya dengan peralatan rumahan. Sementara
itu untuk pemasaran, Syaiful menggunakan system agen dan jaringan online. Dirinya
juga membuka satu took di rumahnya di Probolinggo. Produk spageti kelor ini
disebutkan telah dinikmati konsumen asal Jakarta, Bekasi, dan daerah aJawa
Timur.
Sebenarnya, Syaiful berniat menjajakan produknya lewat
jaringan ritel dank e took oleh-oleh. Namun, skema ini umumnya menggunakan system
kosinyasi yang membutuhkan modal besar. Sebaliknya, Syaiful mengaku pihaknya
masih terbatas dari segi modal.
Hingga kini, Syaiful juga mengklaim dirinya menjadi pemain
tunggal di bisnis spageti kelor. Melihat posisi strategis tersebut, ke depannya
dia berniat membuka kedai yang harus menjajakan produk olahan kelor. Manfaat kelor
yang baik bagi ibu hamil pun bakal digarap di proyek mendatang. Syaiful berujar,
dia dan istrinya tengah menggodok produk beras kelaor dan makanan ringan
berbahan dasar kelor.
Syaiful juga sedang mencari racikan tepat untuk membuat
minuman kelor. Sebab, ada permintaan minuman kelor dari Los Angeles dating ketika
mengikuti salah satu pameran. “Saat ini kami masih berusaha memproduksi
mengikuti permintaan pasar sambil melihat prospeknya.”papar Syaiful.
Bisnis ini sangat mengedepankan gizi untuk masyarakat
Indonesia, sangat mengapresiasi saya untuk tetap belajar menjadi ahli gizi yang
lebih baik bahkan dapat menciptakan produk lainnya dan tetap mengutamakan nilai
gizi yang baik dalam produk tersebut.
#SalamGiziIndonesia